Italia Berisiko Hadapi Kekacauan Sosial Akibat Lockdown: Warga Ancam Revolusi

Keputusan pemerintah Italia menerapkan lockdown terkait pandemi Covid-19 justru menimbulkan persoalan lain, yakni krisis sosial ekonomi berupa kelaparan dan aksi penjarahan. Ironinya, penambahan pasien kasus postif virus Corona di Italia belum juga mereda, bahkan kini jumlahnya melebihi kasus Covid-19 di China.

Masyarakat Italia utara kini menghadapi risiko penghacuran akibat pandemi virus corona, sementara masyarakat di Italia selatan beresiko menghadapi kekacauan sosial akiibat kelaparan dan aktivitas geng kriminal. Sejumlah swalayan mulai dijarah hingga polisi harus melakukan pengamanan ekstra ketat.


Dalam laporan Sky News Minggu (29/3/2020), beredar berbagai video yang memperlihatkan warga putus asa meminta pertolongan karena kekurangan makanan dan uang.

Dengan lockdown yang sudah berjalan selama tiga pekan, Italia masih melaporkan banyak korban meninggal setiap harinya karena virus corona. Dengan progres penanganan yang belum membuahkan hasil, harapan dan kesabaran masyarakat mulai menipis.

Begitu juga ekonomi yang melemah. Kerusuhan itu terlihat dari video di Apulia, di mana seorang pria menelepon polisi karena bank tutup. Dia mengaku tak bisa mengambil uang pensiun ibunya.

Dalam rekaman, pria tersebut berteriak kepada aparat karena satu-satunya pemasukan mereka tidak bisa diambil, dan mengaku keluarganya tak punya uang. Bahkan, ibu laki-laki yang tak disebutkan identitasnya itu meminta polisi datang ke rumahnya, dan melihat bahwa mereka tidak punya uang.

Dalam video lain menunjukkan seorang ayah bersama putrinya. Ayah itu "mempersembahkan" videonya bagi Perdana Menteri Giuseppe Conte. "Sudah 15-20 hari kami di rumah saja. Kami pun sudah mencapai batasnya," kata dia, seraya menunjukkan anaknya yang memakan sepotong roti.

"Seperti putri saya, anak-anak lain hanya bisa makan roti dalam beberapa hari terakhir. Yakinlah, Anda akan menyesal karena akan terjadi revolusi," ancamnya.

Rekaman lain memperlihatkan polisi menyerbu supermarket di Palermo, Sisilia, setelah muncul laporan warga mencuri makanan bagi mereka sendiri. Kemudian beredar juga di media sosial rencana pengerahan massa dalam beberapa hari terakhir dengan target menggasak supermarket.

Sky News bahkan melaporkan sebuah video di Sisilia. Memperlihatkan seorang pria menentenag senjata, di mana dia siap untuk membunuh.

Wali Kota Palermo, Leoluca Orlando, menekankan bahwa geng kriminal sudah memanfaatkan keresahan yang ada untuk menghasut masyarakat. "Ketidaknyamanan meningkat. Kami juga mendapat laporan mengkhawatirkan protes dan kemarahan dieksploitasi para penjahat yang ingin mengacaukan sistem," ujar Orlando.

Dia mengatakan, semakin lama lockdown diterapkan, maka tabungan warga akan semakin menipis. Di saat itulah dia khawatir isu sosio-ekonomi bakal meningkat.

Conte sebelumnya sudah menjanjikan bakal menggelontorkan 25 miliar euro (Rp 450,3 triliun) bagi bisnis dan keluarga yang terdampak Covid-19. Sejumlah kalangan mengaku masih menanti bantuan itu. Ada juga yang mengungkapkan mereka tak masuk dalam tenaga kerja teregistrasi.


Lebih baru Lebih lama