Wuhan benar-benar berubah jadi seperti kota mati saat pemerintah China menerapkan kebijakan lockdown akibat wabah virus corona. Suasana serupa kini juga dialami berbagai kota di berbagai negara. Ketika kota-kota besar di berbagai negara berubah jadi kota mati, Wuhan kini mulai bangkit setelah menjalani "pertempuran sengit" dengan wabah Covid-19.
Seperti diketahui, Wuhan merupakan kota yang dikenal punya pengaruh besar dalam pembangnan perekonomian di China, meski nama kotanya tak setenar Beijing atau Shanghai. Ibu kota Provinsi Hubei dengan jumlah penduduk mencapai 11 juta jiwa ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya pebisnis dari berbagai negara.
Kota terbesar ke-7 di China ini, menurut catatan BBC, mampu menarik banyak investor dunia, setidaknya terdapat 230 dari 500 perusahaan terbesar di dunia berinvestasi di sana. Kota ini juga disebut sebagai "dasar dari manufaktur hi-tech dan manufaktur tradisional". Menurut UNESCO, Wuhan memiliki keahlian dalam pembuatan jembatan, teknik kereta api berkecepatan tinggi, perencanaan kota yang tangguh dan industri teknologi yang tinggi.
Namun geliat Wuhan akhirnya lumpuh saat virus corona menyerang warga setempat. Sudah sebulan lebih, Wuhan mengalami lockdown. Dalam "pertempuran sengit" melawan virus corona tersebut, ada orang-orang yang membunyikan alarm di tengah kepanikan dan ketidakpastian. Ada orang yang berpacu melawan kematian untuk menyelamatkan nyawa. Ada orang-orang yang mengilhami harapan dan keberanian meskipun ada kesulitan demi kesulitan.
Di tengah-tengah kebijakan lockdown yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, semua orang berusaha untuk bekerja bersama, masing-masing berkontribusi sesuai bagiannya dengan disertai ketulusan, keberanian, integritas dan kasih sayang.
Wuhan adalah kota di garis depan saat perang melawan epidemi. Setelah wabah virus corona bisa diatasi, Wuhan kini disebut sebagai kota pahlawan.
Seperti diketahui, Wuhan merupakan kota yang dikenal punya pengaruh besar dalam pembangnan perekonomian di China, meski nama kotanya tak setenar Beijing atau Shanghai. Ibu kota Provinsi Hubei dengan jumlah penduduk mencapai 11 juta jiwa ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya pebisnis dari berbagai negara.
Kota terbesar ke-7 di China ini, menurut catatan BBC, mampu menarik banyak investor dunia, setidaknya terdapat 230 dari 500 perusahaan terbesar di dunia berinvestasi di sana. Kota ini juga disebut sebagai "dasar dari manufaktur hi-tech dan manufaktur tradisional". Menurut UNESCO, Wuhan memiliki keahlian dalam pembuatan jembatan, teknik kereta api berkecepatan tinggi, perencanaan kota yang tangguh dan industri teknologi yang tinggi.
Namun geliat Wuhan akhirnya lumpuh saat virus corona menyerang warga setempat. Sudah sebulan lebih, Wuhan mengalami lockdown. Dalam "pertempuran sengit" melawan virus corona tersebut, ada orang-orang yang membunyikan alarm di tengah kepanikan dan ketidakpastian. Ada orang yang berpacu melawan kematian untuk menyelamatkan nyawa. Ada orang-orang yang mengilhami harapan dan keberanian meskipun ada kesulitan demi kesulitan.
Di tengah-tengah kebijakan lockdown yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, semua orang berusaha untuk bekerja bersama, masing-masing berkontribusi sesuai bagiannya dengan disertai ketulusan, keberanian, integritas dan kasih sayang.
Wuhan adalah kota di garis depan saat perang melawan epidemi. Setelah wabah virus corona bisa diatasi, Wuhan kini disebut sebagai kota pahlawan.