Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. |
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengaku tidak mengetahui soal mekanisme rencana distribusi tertutup gas elpiji 3 kilogram (kg). Dia tidak mau berkomentar banyak soal rencana penghapusan subsidi gas melon tersebut.
"Lha aku ora dodolan (enggak jualan), aku ora ngerti," ucap Sultan usai meninjau kesiapan RSUD Wates, Selasa (21/1/2020).
"Lha aku ora dodolan (enggak jualan), aku ora ngerti," ucap Sultan usai meninjau kesiapan RSUD Wates, Selasa (21/1/2020).
Menurut Sultan, harga gas melon di DIY seharusnya lebih murah jika subdisi elpiji 3 kg dihapus. Sebab jarak distribusi DIY lebih dekat dibanding Jawa Tengah.
"Mestinya harga di Yogyakarta lebih murah, karena dari Yogyakarta ke Kulonprogo. Kalau Jawa Tengah kan dari Semarang ke Purworejo," katanya.
Tapi Sri Sultan sepenuhnya menyerahkan kebijakan ini kepada Pemerintah Pusat selaku pemegang regulasi.
"Itu kebijakan pemerintah, saya tidak punya komentar," ucapnya.
Sebelumnya beredar informasi pemerintah pusat akan mencabut subsidi elpiji 3 kg atau distribusi tertutup. Jika subsidi dihapus, ini akan berdampak terhadap kenaikan harga gas melon dari Rp15.000 menjadi Rp35.000.