Sungguh mengharukan perjuangan para tenaga medis Indonesia dalam menangani kasus virus Corona (COVID-19) di fasilitas kesehatan. Mereka terus berjuang memberikan semangat pada para pasein agar bisa kembali sehat, tapi kadang mereka juga terpukul karena rekan seprofesinya harus meninggal dunia akibat terpapar virus Corona. Kisah haru tenaga medis Indonesia ini terungkap saat dua tenaga medis berbincang-bincang dengan Jubir Satgas Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro.
Tim relawan medis Wisma Atlet dr Debryna dan Kepala ICU RS Kanujoso di Balikpapan Rustina Susanti menceritakan pengalaman sedihnya dengan blak-blakan kepada dr Reisa. "Sedih sekali, karena saya ingat sekali ada teman saya yang cukup dekat ngasih tahu kalau si ini terkena COVID-19 dan di ICU. Wah drop sekali, karena tahu itu teman sendiri saya merasa 'wow ini sudah sedekat itu sampai di lingkaran saya terinfeksi'. Dan nggak main-main, masuk ICU," ungkap dr Debryna kepada dr Reisa seperti ditayangkan saluran YouTube Setpres, Jumat (2/10/2020).
Sementara itu, Santi menceritakan rekan sejawatnya masuk ICU dan sampai meninggal dunia karena virus Corona. Santi terpukul melihat temannya meninggal. "Belum sebulan, masih 3 minggu itu teman kami meninggal di ICU, dok. Saya mau nangis kalau ingat. Ini beneran tidur berapa jam, saya sampai minta divideokan tindakan inkubasi. Benar terlibat drama dan bikin lemas semuanya," ujar Santi.
Ungkap Cara Tangani Pasien Corona
Selain kisah haru, dr Debryna dan Santi menyampaikan salah satu cara penanganan pasien positif Corona adalah dengan menciptakan suasana hati yang bagus bagi pasien. Dengan demikian, diyakini imunitas pasien meningkat dan lekas sembuh dari Corona.
"Saya setuju banget, dok. Dibilang kalau imunisasi baik tercipta dari suasana hati. Saya waktu belajar kedokteran, pernah kan belajar bahwa hati harus senang. Cuma baru kali ini saya lihat secara riil kalau pasien yang pikirannya positif, yang bisa dibawa enjoy itu beneran cepat banget, mulus banget sembuhnya. Bahkan gejalanya saja hilangnya lebih cepat," kata dr Debryna.
"Saya cuma bolehin teman yang jenguk itu senyum bikin ketawa. Jangan nanya kamu gimana hari ini, nggak usah. Bikin dia ketawa, itu saja, dan Alhamdulillah teman kita berhasil sembuh," ungkap Santi.
Di akhir perbincangan, dr Reisa mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan serta disiplin protokol kesehatan untuk mencegah terpapar dari virus Corona. dr Reisa kembali mengajak masyarakat konsisten melakukan 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik.
"Setelah kita menyimak perbincangan yang menyentuh hati kita tadi, tentunya kita harus menyadai bahwa garda terdepan untuk menghadapi Covid-19 ada lah kita semua yang benar-benar harus disiplin melaksanakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan baik dan benar. Hanya dengan 3 M, kita mampu memutus mata rantai penularan Covid-19," kata dr Reisa.
Posting Komentar