Guberbur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kembali jadi sorotan. Kali ini giliran soal berita berjudul seragam soal suaranya yang bergetar saat mengungkap jumlah orang mati di DKI yang jadi sorotan.
Sebelumnya, nama Anies Baswedan pernah jadi bahan olok-olok ketika ada penggunaan APBD DKI kelewat boros hanya untuk bongkar pasang seni instalasi bambu, waring item dll. Nama Anies juga jadi bahan cibiran saat muncul dugaan mark up anggaran APBD untuk lem aibon.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, Anies juga jadi bahan olok-olok ketika kebijakannya soal pembatasan layanan transportasi di Jakarta dia sebut sebagai "pesan kejut" untuk warga DKI Jakarta. Di tengah pandemi Covid-19 ini pula, muncul lagi soal berita media online yang berjudul seragam soal suaranya yang bergetar saat mengungkap jumlah orang mati di DKI.
Belakangan, salah satu wartawan senior berani membongkar munculnya judul berita lucu dari jumpa pers di balaikota itu. Wartawan pembongkar berita berjudul seragam itu adalah Andi Atthira, lulusan jurnalistik Universitas Dr. Soetomo dan juga bekerja sebagai jurnalis Jawapos.
"Contoh judul judul yang saya maksud senada seirama itu seperti potongan berita berita di bawah ini.," kata Andi Atthira dalam facebooknya.
Belakangan, masalah ini juga ditulis dalam seword.com dengan "Viral! Mantan Wartawan Bongkar Kerjasama Media dan DKI 1 Di Tengah Corona!"
Selama pandemi virus corona ini, Anies terbilang sering melakukan jumpa pers yang memancing kontroversi. Namun dalam aksi nyata di lapangan jarang tampak. Bahkan, perusda di DKI Jakarta malah ikut-ikutan jual masker harga mahal dengan dalih operasi pasar.
Lucunya, Anies hanya mengalokasi dana APBD DKI Jakarta sangat kecil untuk menangani wabah Covid-19. Jika di banding dengan provinsi lain, jumlah anggaran APBD DKI Jakarta paling besar dari provimsi lain, yakni mencapai Rp 87,9 triliun. Tapi anggaran yang dipakai untuk menangani wabah Covid-19 hanya Rp 130 miliar. Sementara provinsi lain yang memiliki APBD jauh lebih kecil dari DKI Jakarta, justru mengalokasikan dana untuk menangani wabah Covid-19 dengan jumlah yang jauh lebih besar dari DKI Jakarta.
Sebelumnya, nama Anies Baswedan pernah jadi bahan olok-olok ketika ada penggunaan APBD DKI kelewat boros hanya untuk bongkar pasang seni instalasi bambu, waring item dll. Nama Anies juga jadi bahan cibiran saat muncul dugaan mark up anggaran APBD untuk lem aibon.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, Anies juga jadi bahan olok-olok ketika kebijakannya soal pembatasan layanan transportasi di Jakarta dia sebut sebagai "pesan kejut" untuk warga DKI Jakarta. Di tengah pandemi Covid-19 ini pula, muncul lagi soal berita media online yang berjudul seragam soal suaranya yang bergetar saat mengungkap jumlah orang mati di DKI.
Belakangan, salah satu wartawan senior berani membongkar munculnya judul berita lucu dari jumpa pers di balaikota itu. Wartawan pembongkar berita berjudul seragam itu adalah Andi Atthira, lulusan jurnalistik Universitas Dr. Soetomo dan juga bekerja sebagai jurnalis Jawapos.
"Contoh judul judul yang saya maksud senada seirama itu seperti potongan berita berita di bawah ini.," kata Andi Atthira dalam facebooknya.
Berikut berita berjudul seragam yang jadi bahan olok-olok:
Belakangan, masalah ini juga ditulis dalam seword.com dengan "Viral! Mantan Wartawan Bongkar Kerjasama Media dan DKI 1 Di Tengah Corona!"
Selama pandemi virus corona ini, Anies terbilang sering melakukan jumpa pers yang memancing kontroversi. Namun dalam aksi nyata di lapangan jarang tampak. Bahkan, perusda di DKI Jakarta malah ikut-ikutan jual masker harga mahal dengan dalih operasi pasar.
Lucunya, Anies hanya mengalokasi dana APBD DKI Jakarta sangat kecil untuk menangani wabah Covid-19. Jika di banding dengan provinsi lain, jumlah anggaran APBD DKI Jakarta paling besar dari provimsi lain, yakni mencapai Rp 87,9 triliun. Tapi anggaran yang dipakai untuk menangani wabah Covid-19 hanya Rp 130 miliar. Sementara provinsi lain yang memiliki APBD jauh lebih kecil dari DKI Jakarta, justru mengalokasikan dana untuk menangani wabah Covid-19 dengan jumlah yang jauh lebih besar dari DKI Jakarta.