Virus Corona Datang, Konflik Senjata di Suriah Hilang?

Rekaman drone menunjukkan suasana lengang di Damaskus, ibu kota Suriah, setelah kebijakan lockdown diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona di daerah ini. Suasana jalan-jalan tampak kosong, demikian juga suasana alun-alun dan taman di ibukota Suriah tersebut.


Seperti diketahui, Suriah - yang berbatasan dengan negara Turki (di sebelah utara), Irak di Timur, dan Yordania di selatan - kerap dilanda konflik bersenjata. Namun, semenjak virus corona menjakiti wilayah Suriah, konflik senjata yang kerap terjadi di negara Timur Tengah ini seolah langsung lenyap.

Benarkah kehadiran virus corona mampu melenyapkan peperangan di Suriah? Sampai sejau ini belum ada konfirmasi resmi dari pejabat terkait soal ini.

Yang pasti, Menteri Kesehatan Suriah mengkonfirmasi kasus pertama virus corona di negara itu pada tanggal 23 Maret. Sejak itu tidak ada lagi pembaruan rutin terkait data terbaru. Sampai kini, data global yang dikelola oleh Johns Hopkins University hanya menghitung total lima kasus di Suriah.

Informasi yang dilansir Deutsche Welle menyebutkan,  tiga orang narasumbernya di provinsi Idlib mengaku khawatir terhadap ancaman virus corona. Ketiganya melaporkan ketakutan bila daerah mereka menjadi pusat pandemi Covid-19 dan dilupakan oleh dunia.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melaporkan, selama konflik senjata yang terjadi di Suriah antara tahun 2016 hingga 2019, terdapat 494 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Suriah. Hampir 70 persen atau sebanyak 337 serangan terjadi di barat laut negara itu. Saat ini saja, sebagian besar rumah sakit yang masih beroperasi tidak dapat memenuhi permintaan pelayanan kesehatan dari masyarakat sekitar, apalagi jika wabah COVID-19 tiba di sana.


Lebih baru Lebih lama