Lima kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua kini sedang berkumpul di wikayah Kabupaten Intan Jaya, Papua. Kelompok yang kerap menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) itu ingin menjadikan Distrik Hitadipa di Intan Jaya sebagai medan tempur terbuka. Aksi mereka akan dijadikan bahan propaganda ke dunia internasional terkait adanya pelaksanaan Ssidang Umum PBB.
Demikian keterangan Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyusul meningkatnya aksi teror kelompok KKB Papua di wikayah Kabupaten Intan Jaya dalam sepekan terakhir Paulus Waterpauw mengatakan, KKB tak cuma menjadikan Kabupaten Intan Jaya sebagai tempat persinggahan layaknya Tembagapura. Namun, lebih dari itu. Paulus menyebut, KKB berniat menjadikan Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya sebagai wilayah perang.
Saat ini, kata Paulus, Distrik Hitadipa sudah dikuasai oleh KKB. Mereka berencana menjadikan distrik itu sebagai wilayah perang terbuka dengan aparat TNI-Polri. "Daerah tersebut (Distrik Hitadipa) sudah dikuasai oleh KKB yang datang dari berbagai daerah," kata Paulus Waterpauw.
Mengetahui pergeseran KKB ke wilayah tersebut, Paulus mengatakan, pihak TNI-Polri tak akan tinggal diam. Saat ini, TNI dan Polri tengah berupaya untuk menambah atau mempertebal pasukan di Intan Jaya. Tapi, sebelum pasukan gabungan TNI-Polri diterjunkan ke Distrik Hitadipa, mereka akan dikirim terlebih dahulu ke Distrik Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
Sebelumnya, juru bicara TPNPB-OPM Sebby sudah menebar ancaman akan menembak pesawat sipil pengangkut TNI-Polri. Pihaknya belum akan berhenti melakukan penyerangan. Sebaliknya, pihaknya akan terus melakukan serangan di kota, bahkan sampai ke distrik Hitadipa. "Saya sudah sampaikan ke publik bahwa kita perang di kota sampai dengan Hitadipa, poros Jalan Pania Intan Jaya. Karena itu, anggota TNI/Polri jangan cari kami di hutan dan di kampung-kampung,” ujar Sebby..
Seperti diberitakan, sejak 14 September 2020 lalu KKB Papua melakukan serangkaian teror kepada warga sipil dan TNI-Polri. Aksi mereka membuat dua pengojek luka parah, seorang pengojek tewas dan dua anggota TNI tewas. Bahkan, seorang pendeta juga tewas akibat diserang KKB Papua. Namun, kelompok KKB Papua menyebar kabar bohon melalui media sosial bahwa pelaku penembakan pendeta adalah TNI.
Menurut Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, kabar bohong yang memutarbalikkan fakta itu sengaja disebar melalui media sosial sebagai bahan propaganda ke dunia internasional terkait adanya pelaksanaan Ssidang Umum PBB.
Posting Komentar