![]() |
Petugas Dinkes Pemkab Wajo memberikan penjelasan kepada warga agar tidak panik setelah melihat petugas menangani pemakaman warga setempat dengan protokol pasien Covid-19 (iNews.id) |
Salah seorang peserta Ijtima Ulama Zona Asia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Maret 2020 lalu, meninggal dunia. Laki-laki berinisial HB (60), warga Siwa, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo itu ditemukan tidak bernyawa di rumahnya pada Selasa (14/4/2020) pukul 23.00 WIT.
Prosesi pemakaman korban dilakukan dengan protokol Covid-19. Tim medis, Polri, TNI dan unsur terkait lainnya dari Pemkab Wajo tampak mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) Covid-19 lengkap. Mereka lantas menyampaikan kepada warga bahwa pemakaman HB, tetangga mereka, akan dilakukan sesuai dengan protokol Covid-19.
Hal ini membuat warga sekitar panik. Mereka menduga peserta ijtima itu meninggal karena terserang virus corona. Pasalnya, almarhum diketahui tidak memiliki riwayat penyakit selama ini. Informasi yang diperoleh dari puskesmas setempat, warga yang meninggal itu disebut memiliki riwayat sakit batuk dan sesak napas sebelum meninggal dunia.
Melihat warga panik, petugas Dinas Kesehatan Pemkab Wajo memberikan penjelasan sehingga berhasil meredakan kepanikan warga. Petugas juga mengimbau warga segera menjauh dari rumah duka untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pelaksana Tugas Dinkes Wajo ST Ramlah mengatakan, berdasarkan laporan puskesmas setempat, HB meninggal pada Selasa malam, pukul 23.00. Sebelum meninggal, HB memiliki gejala batuk, pilek, dan sesak napas.
Sementara menurut keterangan menantunya, almarhum pernah mengikuti pertemuan Ijtima Ulama Zona Asia di Kabupaten Gowa. Namun dalam pendataan, nama almarhum tidak tercantum.
Dengan melihat riwayat gejala HB sebelum meninggal dan di tengah pandemi virus corona saat ini, maka jenazah almarhum harus diberlakukan secaara khusus sesuai penanganan pasien virus corona.
“Tidak ada riwayat penyakit almarhum di puskesmas, hanya gejala seperti batuk, pilek, dan sesak napas. Untuk mengurangi risiko, maka pemakaman almarhum dilakukan dengan protokol Covid-19,” katanya.
Pascakematian peserta Ijtima tersebut, Dinas Kesehatan Wajo mengatakan akan menggelar rapid test terhadap 10 orang keluarga HB. Dinas Kesehatan juga menelusuri orang-orang yang pernah berinteraksi dengan HB selama dua minggu terakhir hingga akhirnya kakek 60 tahun itu meninggal.
Sebelumnya, peserta Ijtima Ulama Gowa lainnya juga ada yang meninggal di Kalimantan. Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 klaster peserta Ijtima Gowa meninggal di ruang isolasi RSUD dr. Murjani, Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Jumat, 10 April 2020. Klaster Gowa merujuk pada para peserta ijtima ulama se-Dunia zona Asia.
"Pasien ini masih berstatus PDP karena hasil pemeriksaan swab belum keluar. Meski begitu, pemakamannya tetap dilaksanakan sesuai protokol Covid-19," kata Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi saat memberi keterangan pers di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Sampit