Hindia Belanda Bersiap Hadapi Serangan Jepang tahun 1940
Liputan propaganda tentang suasana di Hindia Belanda dalam merespon manuver Kekaisaran Jepang di wilayah Asia-Pasifik ketika Perang Dunia II; terlebih ketika negara induknya, Kerajaan Belanda, sudah diokupasi oleh pemerintah Nazi Jerman, mengakibatkan Hindia Belanda harus berusaha sendiri dalam mempertahankan diri dari kemungkinan agresi militer Jepang. Ratu Wilhelmina dan PM Dirk Jan de Geer (kemudian dilanjutkan oleh PM Pieter Sjoerds Gerbrandy) bahkan terpaksa membentuk pemerintahan pengasingan di London sampai tahun 1945.
Video menayangkan visualisasi Hindia Belanda–yang oleh Sekutu dianggap–sebagai sebuah wilayah koloni paling maju dan menguntungkan serta terkelola dengan baik; dengan menampilkan kondisi kehidupan masyarakatnya yang moderen, kemajuan industri dan perdagangan, kemajuan politik (dengan menampilkan Gedung Volksraad), kemajuan sistem pendidikan, persawahan dan perkebunan yang subur-melimpah, kekuatan militer dengan berbagai kemajuan alutsistanya, keberagaman suku-bangsa dengan berbagai macam adat dan budaya yang dimiliki, serta kemegahan tradisi dari monarki-monarki dependennya (dengan menampilkan prosesi penobatan Sultan Hamengkubuwana IX di Keraton Yogyakarta).
Lokasi: Inggris dan Hindia Belanda (Indonesia)
Direktor: Louis de Rochemont dan Richard de Rochemont
Narator: Cornelius Westbrook Van Voorhis
Tahun: 1940
Liputan propaganda tentang suasana di Hindia Belanda dalam merespon manuver Kekaisaran Jepang di wilayah Asia-Pasifik ketika Perang Dunia II; terlebih ketika negara induknya, Kerajaan Belanda, sudah diokupasi oleh pemerintah Nazi Jerman, mengakibatkan Hindia Belanda harus berusaha sendiri dalam mempertahankan diri dari kemungkinan agresi militer Jepang. Ratu Wilhelmina dan PM Dirk Jan de Geer (kemudian dilanjutkan oleh PM Pieter Sjoerds Gerbrandy) bahkan terpaksa membentuk pemerintahan pengasingan di London sampai tahun 1945.
Video menayangkan visualisasi Hindia Belanda–yang oleh Sekutu dianggap–sebagai sebuah wilayah koloni paling maju dan menguntungkan serta terkelola dengan baik; dengan menampilkan kondisi kehidupan masyarakatnya yang moderen, kemajuan industri dan perdagangan, kemajuan politik (dengan menampilkan Gedung Volksraad), kemajuan sistem pendidikan, persawahan dan perkebunan yang subur-melimpah, kekuatan militer dengan berbagai kemajuan alutsistanya, keberagaman suku-bangsa dengan berbagai macam adat dan budaya yang dimiliki, serta kemegahan tradisi dari monarki-monarki dependennya (dengan menampilkan prosesi penobatan Sultan Hamengkubuwana IX di Keraton Yogyakarta).
Lokasi: Inggris dan Hindia Belanda (Indonesia)
Direktor: Louis de Rochemont dan Richard de Rochemont
Narator: Cornelius Westbrook Van Voorhis
Tahun: 1940