Majelis Hakim Pengadilan Tipikor, Jakarta memvonis mantan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy 2 tahun penjara, Senin (20/1/2020. |
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta memvonis mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy 2 tahun penjara. Pria yang biasa disapa Romy itu juga didenda Rp100 juta serta subsider 3 bulan penjara.
Romy dinilai terbukti menerima suap Rp255 juta. Uang tersebut diterima secara bertahap dari mantan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur, Haris Hasanuddin dan dari Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik, M Muafaq Wirahadi.
"Menyatakan terdakwa Romahurmuziy terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dakwaan pertama," ujar Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri saat membacakan amar putusan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Vonis tersebut lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 4 tahun penjara ditambah denda sebesar Rp250 juta subsider 5 bulan kurungan. Tuntutan dibacakan, Senin (6/1/2020).
Uang yang diterima Romy diduga sebagai bentuk imbalan kepada Romy yang dinilai berhasil meloloskan keduanya menduduki jabatan. Padahal, keduanya tidak memenuhi persyaratan dalam seleksi jabatan tinggi di Kemenag.