Mutilah, kakek korban yang tidak terima cucunya dihukum merangkak karena alis yang dicukur. |
Seorang guru SMA N 1 Kandis, Kecamatan Kansis, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel) menghukum murid merangkak keliling lapangan lantaran alis siswi tersebut dicukur. Keluarga yang tidak terima berencana melaporkan guru ke polisi.
Teti, siswi kelas XI kini enggan kembali bersekolah lantaran malu dan masih merasa takut usai mendapat hukuman dari wali kelas berinisial A. Bahkan kini kakek Teti berencana melaporkan guru tersebut ke Polres Ogan Ilir.
Dari pengakuan Teti, peristiwa ini bermula saat pagi hari, wali kelas tersebut mengabsen muridnya satu per satu. Saat giliran Teti, dia dipanggil maju ke depan untuk ditanya perihal alisnya yang dicukur.
“Saya ga jawab pertanyaan guru itu, tidak ada Pak, tidak ada,” katanya, Sabtu (18/1/2020) di rumah kakeknya.
Lantaran tak menjawab pertanyaan, wali murid kemudian meminta Teti bersumpah di atas Alquran. Kembali Teti hanya diam tak melakukan perintah guru.
“Aku diam saja, tidak berani bersumpah,” kata Teti.
A yang diduga marah lantas menghukum Teti dengan merangkak mengelilingi lapangan hingga lima kali. Sementara guru A melanjutkan mengajar di ruangan.
Saat mengitari setengah lapangan, Teti melihat guru A tak lagi mengawasinya. Dia lantas berlari.
“Saat setengah lapangan, saya lari sedikit karena dia sedang lengah, ketahuan rupanya dia melihat dari jendela kelas,” katanya.
Setelah itu, guru tersebut mendatangi Teti yang kembali merangkak dan menyepak pinggangnya hingga terjatuh ke samping. Teti diperintahkan untuk mengulang merangkak dari awal.
Baru dapat satu putaran, Teti pingsan lantaran sebelumnya dia juga belum sarapan. Saat tersadar, Teti sudah berada di UKS.
Kejadian ini dibenarkan rekan korban bernama Imelda. Menurutnya banyak saksi yang melihat Teti diberi hukuman. “Banyak yang lihat waktu itu,” katanya.
Akibat hukuman tersebut, lutut, kaki, dan tangan Teti penuh memar dan luka. Bahkan pinggang masih terasa sakit hingga sekarang.
Diakui Teti, alisnya itu bukan sengaja dicukur melainkan akibat kecelakaan yang dialaminya beberapa waktu yang lalu. Ali situ lalu dirapikan oleh tukang salon.
Sementara itu, kakek Teti, Mutilah, merasa keberatan dan tidak terima cucunya diperlakukan demikian oleh sang guru. Keluarga korban memutuskan melaporkan oknum guru ke Polres Ogan Ilir guna minta keadilan.
“Guru menyingksa seperti tentara, merangkak dan ditendang. Harusnya kalau siswi ya hukumannya bersihin WC atau bersihkan kelas, jangan kaya gini,” katanya.