Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.


Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tidak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita wayang kulit diambil dari cerita Panji.


Pada acara Festifal Malang Kembali yang digelar tanggal 21-24 Mei 2009, menghadirkan beberapa pameran yang salah satunya adalah pembuatan wayang kulit oleh Pengrajin Wajang Koelit Soesmedi. Selain menerima pesanan pembuatan wayang. Pengrajin Wajang Koelit Soesmedi juga menerima pengecatan wayang dan pembuatan tanda mata.


Selama berlangsungnya acara Festival Malang Kembali Pengrajin Wajang Koelit Soesmedi membuka stan diacara yang digelar di sepanjang Jl. Besar Ijen. Biasanya pengrajin wayang kulit ini menerima pesanan langsung di rumahnya yang berada di Jl. Peltu Sujono Gg. Anggrek No. 12 Malang.


Harga yang ditawarkan berkisar antara 35 ribu sampai dengan 300 ribu dari ukuran kecil hingga yang besar. Pembuatan kerajinan yang membutuhkan kesabaran dan kejelian ini harus melewati beberapa tahap, diantaranya yaitu pertama pembuatan pola wayang yang setiap tokoh-tokoh pewayangan pastinya tidak sama dan pembuat pun harus lebih mengetahui tokoh-tokoh wayang yang akan dibuat, kedua pembuatan pegangan wayang kulit yang biasanya dibuat dari bambu, ketiga atau yang terakhir yaitu proses pengecatan. Tahapan yang terakhir yang membutuhkan ketelitian dan kejelian karena pada proses pewarnaan ini tidak hanya asal mewarnai saja. [ Oleh Sri Astutik ]

Mari kita lestarikan seni tradisional Indonesia!!
Maju terus kesenian Indonesia….